PSIKOLOGI
KEPRIBADIAN
Psikoanalisis
Sosial Karen Horney
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kekutan teori Horney ada pada deskripsi
mengenai neurosis. Tidak ada pakar yang menuliskan lebih banyak darinya
mengenai neurosis. Deskripsi yang komperhensif memberikan kerangka yang bagus
untuk memahami orang yang jiwanya tidak sehat. Perbedaan hakiki antara konflik
normal dan neurotik hanyalah perbedaan dalam tingkat. “Perbedaan antara hal-hal
yang menimbulkan konflik adalah jauh lebih kecil untuk orang normal dari pada
orang neurotik”. Dengan kata lain, setiap orang memiliki konflik-konflik ini,
tetapi orang-orang tertentu terutama pada masa kanak-kanak mengalami penilakan
, pengabaian, perlindungan yang berlebihan dan bentuk perlakuan lain yang merugikan
dari orang tua, memiliki konflik-konflik itu dengan taraf yang memberatkan. Ia
bisa mengembangkan gamabaran diri yang tiodak realistik, yang diidealisasikan,
sebagai kpmpensasi terhadap perasaan-perasaan inferioritasnya.
Teori Horney tidak di kembangkan memakai data
yang spesifik, lebih banyak memamkai spekulasi yang sukar di uji. Dia cukup
setia dengan kedudukannya yakni hanya membahas neurotik dan tidak membuat
asumsi-asumsi mengenai orang yang sehat.
B. Tujuan
Sebagai petunjuk umum tingkah laku, teori
Horney cukup baik. Guru, terapi, dan khususnya orang tua dapat memakai
asumsi-asumsinya mengenai perubahan kecenderungan neurtik, mendorong oarang tua
memberi suasana hanagat, aman, dan lingkungan yang menerima anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Karen Horney (Karen Danielson)
dilahirkan pada tanngal 16 September 1885 di sebuah desa kecil tidak jauh dari
Hamburg, sebelah utara Jerman. Ayahnya adalah seorang kapten kapal dengan
berlatar belakang Norwegia, sedangkan ibunya adalah orang Belanda. Pada usia 24 tahun, pada 1909, Horney menikah
dengan Oscar Horney, seorang pengacara dari Berlin. Waktu itu, dia mempunyai
tiga anak dan ikut training psikoanalisis. Karen Horney adalah
seorang psikolog terkenal
dan salah satu pemikir tentang neurosis yang terbaik. Horney
menawarkan cara pandang yang berbeda dalam melihat masalah neurosis. Ia
menekankan adanya hubungan yang jelas antara neurosis dengan kehidupan
sehari-hari yang dijalani penderita neurosis dan
Horney meninggal pada tanggal 4 Desember 1952. Horney pada mulanya pengikut
Freud, yang kemudian terpengaruh oleh Jung dan Adler. Akhirnya dia mengembangkan
pendekatan kepribadian yang Holistik; manusia berada dalam satu totalitas
pengalaman dan fungsinya, dan bagian-bagian kepribadian seperti fisikokimia,
emosi, kognisi, sosial, spiritual, hanya dapat di pelajari dalam hubungannya
satu dengan yang lain sebagai kepribadian yang utuh.
A. Kecemasan Dan Konflik
1. Kecemasn
Dasar dan Permusuhan Dasar
Kecemasan
dasar berasal dari takut dan selalu dibarengi oleh permusuhan dasar. Kecemasan
dan permusuhan membuat orang yakinn bahwa dirinya harus di jaga untuk
melindungi keamanannya. Kecemasan dan permusuhan cenderung direpres, atau
dikeluarkan dari kesadaran, karena menunjukkan rasa takut bisa membuka
kelemahan diri, dan menunjukkan rasa marah beresiko di hukum dan kehilangan
cinta dan keamanan.
Bayi
mengalami proses melingkar, yang oleh horney dinamakan lingkaran setan atau
vicious circle. Kesimpulan dari lingkaran setan ini adalah segala sesuatu yang
mengganggu keamanan anak dalam hubungan dengan orang tuanya menimbulkan
kecemasan dasar. Anak yang merasa tidak aman dan cemas menempuh berbagai siasat
untuk menanggulangi perasaan-perasaan isolasi dan tidak berdayanya. Ia bisa
menjadi bermusuhan dan ingin membalas dendam terhadap orang-orang yang
menolaknya. Ia bisa mengembangkan gambaran diri yang tidak realistik.
2. Konflik
Interpersonal: Kebebasan versus Kesepian
Konflik
adalah pertentangan antar kekuatan yang berhadapan dengan fungsi manusia, yang
tidak dapat di hindari. Konflik dalam diri sendiri adalah bagian yang integral
dari kehidupan manusia, misalnya dihadapkan pilihan dua keinginan yang arahnya
berbeda. Juga, nilai kultur sering mengalami konflik di dalam maupun dengan
nilai di luarnya. Misalnya, nilai-nilai tradisional menuntut peran ibu sebagai
pengasuh anak bertentangan dengan nilai modern yang menghargai persamaan hak
pria dan wanita.
Perbedaan
konflik normal dengan konflik neurotik adalah taraf atau tinggi rendahnya.
Orang normal mampu memakai bermacam-macam strategi pertahanan disesuaikan
dengan masalahnya, sedangkan orang neurotik secara kompulsif memakai strategi
pertahanan yang sama yang pada dasarnya tidak produktif.
Horney
mengemukakan 10 kebutuhan neurotic
1)
Afeksi dan
pengakuan(selalu berusaha menyenangkan orang lain)
2)
Pasangan yang
mendominasi (terlalu dependen)
3)
Kekuasaan (kebutuhan
yang mengontrol orang lain dan memandang rendah kelemahan seseorang)
4)
Eksploitasi (takut
dieksploitasi namun tidak takut dieksploitasi)
5)
Pengakuan dan prestise
(mencari status yang lebih tinggi)
6)
Penghormatan (mencari
pujian, bahkan sebenarnya tidak pantas memperoleh pujian)
7)
Kesempurnaan (berusaha
untuk tidak melakukan kesalahan dan tidak tampak cacat dihadapan orang lain)
8)
Ambisi dan pencapaian
(ingin menjadi yang terbaik, akibat dari kegelisahan diri)
9)
Merasa berkecukupan
(tidak membutuhkan orang lain)
10)Batas
yang sempit (sudah senang dengan hanya memiliki sedikit saja, dan masih
membagikannya ke orang lain)
3. Konflik
Intrapesikis
Horney tidak mengabaikan factor intrapesikis
dalam perkembangan kepribadian.
Menurutnya, proses intrapesikis semula berasal dari pengalaman hubungan
antar pribadi, yang sudah menjadi bagian dari sistem keyakinan, proses
intrapesikis itu mengembangkan eksistensi dirinya terpisah dari konflik
interpersonal. Empat gambaran diri dari Horney:
1) Diri
rendah (Despided Real Self), konsep yang salah tentang kemampuan diri,
keberhargaan, kemandirian.
2) Diri
nyata (Real Self), pandangan subjektif
bagaimana diri yang sebenarnya mencakup potensi untuk berkembang,
kebahagiaan, kekuatan.
3) Diri
ideal (Ideal Self), suatu usaha untuk menjadi sempurna dalam bentuk khayalan.
4) Diri
aktual (Actual Self), kenyataan objektif diri seseorang, fisik dan mental apa
adanya tanpa di pengaruhi orang lain.
Ketika orang membangun gambaran diri-ideal,
gambaran diri-nyata dibuang jauh-jauh. Ini menimbulkan keterpisahan yang
semakin jauh antara diri nyata dengan diri ideal, dan mengakibatkan pengidap
neurotik membenci dan merusak diri aktualnya, karena gambaran diri aktual itu
tidak bisa di sejajarkan dengan kebanggaan gambaran diri-ideal.
4.
Diri Ideal (Ideal
Self)
Orang
sangat menginginkan memperoleh perasaan identitas yang mantap. Itu dilakukan
dengan menciptakan gambaran diri ideal, satu pandangan yang sangat positif
mengenai diri yang hanya muncul dalam fikiran/khayalan. Ketika gambaran diri
ideal menjadi semakin kuat, pengidap neurotic mulai percaya bahwagambaran diri
ideal itu nyata. Mereka kehilangan sentuhan dengan diri nyata mereka sendiri
dan memakai diri ideal sebagai standar evaluasi diri. Tiga aspek diri ideal neurotik:
a) Pencarian
keagungan neurotik (Neurotic search for glory)
Gambaran orang yang menganggap diri ideal itu
nyata, mereka memasukkannya secara komprehensif ke dalam semua aspek hidupnya,
menjadikannya sebagai acuan tujuan, konsep diri, dan hubungannya dengan orang
lain. Orang yang semacam itu membutuhkan
1) Kebutuhan
kesempurnaan: dorongan untuk menggabungkan keseluruhan kepribadianke dalam diri
ideal. Neurotic tidak puas dengan sedikit perubahan, tidak menerima yang belum
sempurna.
2) Ambisi
neurotic: pencapaian keagungan diri melalui dorongan menjadi superior yang
kompulsif. Misalnya, ketika masih di sekolah, ambisi menjadi siswa terbaik.
3) Dorongan
untuk balas dendam: keinginan balas dendam yang di sembunyikan sebagai dorongan
berprestasi – sukses, tetapi tujuan utamanya adalah membuat orang lain malu,
atau mengalahkan mereka dengan kelebihan mereka.
b) Penuntut
yang neurotik
Pencarian keagungan dengan cara membangun
dunia fantasi – dunia yang tidak selaras dengan dunia nyata. Tuntutan neurotik
ini ada pada orang normal, tetapi kalau keinginan itu tidak di penuhi, orang
normal akan mengalami frustasi dalam batas yang bisa dimengerti. Pada penderita
neurotik, kalau tuntutan mereka tidak di penuhi, mereka menjadi marah, bingung,
dan tidak memahami mengapa orang lain tidak memperhatikan tuntutannya.
c) Kebanggaan
neurotik
Kebanggaan yang semu, bukan didasarkan kepada
pandangan diri yang realistik, tetapi didasarkan pada gambaran palsu dari diri
ideal. Orang neurotik memandang dirinya sebagai orang yang mulia, hebat, dan
sempurna, sehingga apabila orang lain tidak memperlakukannya dengan
pertimbangan khusus, orang itu menjadi sedih.
5.
Menghina Diri (
Despire Self)
Orang neurotik yang mencari keagungan tidak
pernah puas dengan dirinya sendiri, karena akhirnya mereka menyadari bahwa diri
nyata tidak cocok dengan diri ideal yang mereka dambakan. Kemudian mereka mulai
membanci dan memandang rendah dirinya sendiri. Enam cara orang mengekspresikan
kebencian diri:
1) Menuntut
kebutuhan pada diri tanpa ukuran
2) Menyalahkan
diri tanpa ampun
3) Menghina
diri
4) Frustasi
diri
5) Menyiksa
diri
6) Tingkah
laku dan dorongan merusak diri
B. Mengatasi Konflik
1.
Kecenderungan Neurotik
(Neurotic Trends)
Ada tiga macam gaya hubungan interpersonal
yang merupakan klasifikasi dari sepuluh kebutuhan neurotik
a) Bergerak
menuju orang lain (moving toward people)
Ini merupakan ketergantungan yang tidak
normal (morbid dependency). Orang mendekati orang lain sebagai usaha untuk
melawan perasaan tak berdaya. Mereka bersedia menempatkan diri di bawah orang
lain, menempatkan orang lain lebih cerdas dan lebih menarik, dan menilai diri
sendiri sesuai dengan fikiran orang mengenai dirinya.
b) Bergerak
melawan orang lain (moving against people)
Orang yang agresif memandang orang lain
sebagai musuh, dan memakai strategi melawan orang lain untuk meredakan
kecemasannya. Lima dari sepuluh kebutuhan neurotik, termasuk klasifikasi
kecenderungan menyerang. Orang ini mungkin tampil sebagai pekerja keras dan
bersemangat, tetepi tidak merasa senang dengan pekerjaannya.
c) Bergerak
menjauhi orang lain ( moving away from people)
Penderita neurotik mengalami keterdekatan orang lain sebagai pengalaman
yang sangat menyakitkan. Akibatnya mereka menjadi kompulsif menjauhi orang
lain, memperoleh otonomi dan keterpisahan. Sering tampak menyendiri dan sukar
didekati.
C.
Aplikasi
1.
Psikologi wanita
Horney berangsur-angsur menyadari bahwa
pandangan psikoanalitik tradisional mengnai wanita tidak seimbang dia
mengembangkan sendiri teori psikologi wanita
a. Perbedaan
pria-wanita
Bukan sekedar perbedaan anatomi, tetapi lebih
sebagai perbedaan harapan sosial dan kultural. Pria yang menundukkan dan
mengatur wanita, dan wanita yang menghina atau mencemburui pria,mereka
melakukan itu karena kompetisi yang neurotik yang merajalela diberbagai
masyarakat. Menurutnya, kecemasan dasarlah yang menjadi akar keinginan
laki-laki menaklukkan wanita dan wanita menghina laki-laki.
b. Odipus
kompleks
Odipus bukanlah satu konflik seksual yang
agresif yang terjadi antara orang tua dan anaknya, melainkan kecemasan yang
timbul dari gangguan-gangguan dasar. Odipus hanya ditemukan pada beberapa orang
dan itu merupakan ekspresi neurotik kebutuhan cinta
c. Cemburu
penis
Banyak perempuan yang memiliki masculine protest : keyakinan patologik
bahwa laki-laki superior dari perempuan, yang kemudian menjadi keinginan
neurotik untuk menjadi laki-laki. Keinginan itu bukan karena cemburu-penis,
tetapi lebih sebagai kecemburuan terhadap penilaian dan hak berlebih yang
diberikan budaya pada laki-laki.
2.
Psikoterapi
Membantu klien secara bertahap berkembang kearah realisasi
diri, berhenti dari berfantasi diri-ideal, melepaskan pencarian kemasyuran
neurotik, dan mengubah benci-diri menjadi menerima diri-nyata. Celakanya, banya
klien yang
meyakini kebenaran dari pemecahan neurotik mereka,
sehingga mereka enggan berhenti dari kecenderungan neurotiknya.Horney juga
memakai mimpi dan asosiasi bebas untuk memahami kliennya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pentingnya masa-masa awal kehidupan dalam
membentuk kepribadian di masa dewasa. Horney merasa bahwa pada masa anak-anak
bukan faktor biologis, namun faktor sosialah yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian. Tidak ada tahapan universal dalam perkembangan maupun konflik masa
kecil yang tak terelakkan. Namun yang menentukan adalah hubungan sosial antara
anak dan orang tua
Rasa aman dan bebas dari rasa takut adalah
faktor utama dalam penentu kepribadian. Adanya rasa aman dan ketakutan akan
menentukan tingkat normal tidaknya perkembangan kepribadian selanjutnya. Masa
aman seorang anak sepenuhnya tergantung pada perlakukan yang di terimanya dari
orang tua. Dia percaya bahwa anak-anak bisa bertahan terhadap hal-hal yang
dapat menyebabkan trauma tanpa berakibat menyakitkan seperti di pukul,
pengalama seksual sebelum waktunya, atau penghentian menyusuai secara
tiba-tiba, selama mereka merasa diinginkan dan dicintai sehingga merasa aman.
Namun orang tua bisa saja melakukan berbagai
perlakuan yang bisa mengurangi rasa aman dan dengan demikian menimbulkan rasa
permusuhan terhadap anak. Horney sangat menekankan rasa tidak berdaya pada
bayi. Bahwa setiap bayi perlu merasa tidak berdaya, meskipun ketika perasaan
ini muncul dapat mendorong berkembangnya perilaku neurotik. Ada tidaknya
perasaan tak berdaya yang dia lami anak tergantung pada bagaimana orang tua
memperlakukan mereka.
10
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol.
2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Perss.
Friedman
,Howard S .and Schustack , Miriam W . 2006 .Kepribadian : Teori Klasik dan Riset Moderen . Jakarta : Erlangga .
Hail
,Calvin S . and Linzey ,Gardner .1993 . Psikologi Kepribadian 1 : Teori – Teori
Psikodinamik ( Klinis ) . Yogyakarta :Kanisius .
iv