Sunday, September 20, 2020

Unknown

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Carl Rogers

 

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Konsep Psikologi Kepribadian “ Carl Rogers”

 

BAB I

Pendahuluan

 

1.        Latar Belakang

Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan  ( hasil praktek penanganan kasus) para ahli. Objek kajian kepribadian adalah “human behavior”, perilaku manusia, yang pembahasannya terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimana perilaku tersebut.

Hasil temuan dan pemikiran para ahli ternyata beragam, sehingga melahirkan teori-teori yang beragam pula. Adanya keragaman tersebut sangat dipengaruhi oleh aspek personal (refleksi pribadi), kehidupan beragama, lingkungan sosial budaya, dan filsafat yang dianut teori tersebut.

Teori humanistik berkembang sekitar tahun 1959-an sebagai teori yang menentang teori-teori psikoanalisis dan behavioristik. Teori humanistik dianggap sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi, dan merupakan alternatif dari kedua kekuatan yang dewasa ini dominan. Kekuatan ketiga ini disebut humanistik karena memiliki minat yang eksklusif terhadap tingkah laku manusia.

2.        Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dikaji dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan toeri yang dikemukakan oleh Carl Rogers mengenai Teori Fenomenologis: Teori Kepribadian Person Centered.

3.        Tujuan

Penyusunan makalah ini bertujuan selain untuk melengkapi tugas Psikologi Kepribadian, juga bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai Teori Fenomenologis : Teori kepribadian Person Centered yang dikemukakan oleh Carl Rogers.

BAB II

Pembahasan

1.        Latar Belakang Carl Rogers

Carl Rogers lahir di Oak Park, Illionis, 8 Januari 1902. Dia anak dari pasangan Walter dan Julia. Keluarga Rogers dipandang sebagai penganut protestan konservatif. Masa kecilnya sangat dipengaruhi oleh tuntutan etis sehingga ia merasa sedikit menjadi anak nakal saat ia meminum soda untuk pertama kalinya. Pada tanggal 28 Agustus dia menikah dengan Helen Elliot dan dikaruniai dua orang anak yaitu David dan Natalie. Ia mempelajari teori agrikultur ilmiah. Setelah lulus dari University of Wisconsin, Rogers melanjutkan ke Union Theological Seminary untuk menjadi pastur, tetapi lama-lama ia beralih ke bidang psikologi anak dan klinis. Yang perlu diperhatikan adalah pikiran humanistik (dari Rogers, fromm, dan yang lainnya) berasal dari sumber religius atau kuasa religius. Dibandingkan psikolog yang mempelajari kepribadian dari sudut pandang biologi evolusi, kerusakan neurologis, perilaku binatang, atau proses pengolahan informasi, psikolog humanistik seringkali mempertimbangkan agama dan permasalahan jiwa manusia. Rogers meninggal di San Diego pada tahun 1987, setelah operasi pinggulnya yang patah.

2.        Hakekat Pribadi Fenomenologis

Pendekatan fenomenologis adalah salah satu disiplin ilmu yang menyelidiki pengalaman sadar seseorang. Salah satu pelopor dari psikologi kontemporer yang menggunakan istilah ini adalah hasil kerja dari filosofis abad ke-18, yaitu Kant yang membedakan antara noumenal world (objek yang seperti terlihat dan apa adanya, independen dari pengamat) dari dunia fenomena, yaitu pengalaman sadar. Rogers mengemukakan 19 rumusan mengenai hakekat pribadi (self) yaitu:

a.              Organisme berada dalam dunia pengalaman yang terus menerus berubah, dimana dia menjadi titik pusatnya.

b.             Organisme menanggapi dunia sesuai dengan persepsinya

c.              Organisme mempunyai kecenderungan pokok yakni keinginan untuk mengaktualisasikan-memelihara-meningkatkan diri.

d.             Organisme mereaksi medan fenomena secara total dan berarah tujuan

e.              Tingkah laku merupakan usaha yang berarah tujuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan mengaktualisasikan-mempertahankan-memperluas diri, dalam medan fenomenanya

f.               Emosi akan menyertai tingkah laku yang berarah tujuan

g.             Jalan terbaik untuk memahami tingkah laku seseorang adalah dengan memakai kerangka pandangan orang itu sendiri

h.             Sebagian dari medan fenomenal secara berangsur mengalami diferensiasi, sebagai proses terbentuknya self

i.               Struktur self terbentuk sebagai hasil interaksi organisme dengan medan fenomenal

j.               Organisme akan meredakan konflik

k.             Pengalaman yang terjadi dengan kehidupan seseorang akan diproses oleh kesadaran

l.               Tingkah laku konsisten dengan konsep self

m.           Tingkah laku didorong oleh kebutuhan organis

n.             Salahsuai psikologis akibat adanya tension

o.             Penyesuaian psikologis ditampung dalam hubungan yang harmonis dalam konsep diri

p.             Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dianggap ancaman

q.             Pengalaman yang tidak sesuai dengan self akan diamati, diuji dan direvisi

r.               Menerima orang lain sebagai individu yang berbeda

s.              Terjadinya introjeksi atau revisi nilai semakin besar

3.        Teori “Person Centered” Rogers

Rogers adalah salah seorang peletak dasar dari gerakan potensi manusia, yang menekankan perkembangan pribadi melalui latihan sensitivitas, kelompok pertemuan,dan latihan lainnya yang ditujukan untuk membantu orang agar memiliki pribadi yang sehat. Dia membangun teorinya berdasarkan praktik interaksi terapeutik dengan para pasiennya. Karena dia menekankan teorinya kepada pandangan subjektif seseorang, maka teorinya dinamakan “person-centered theory”

a.              Konsturksi atau struktur (Aspek-aspek) Kepribadian

-                 Organisme

Organisme yaitu makhluk fisik (physical creature) dengan ssemua fungsi-fungsinya, baik fisik maupun psikis. Organisme ini juga merupakan locus (tempat) semua pengalaman, dan pengalaman ini merupakan persepsi seseorang tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam diri sendiri dan juga di dunia luar (external word). Realita adalah medan persepsi yang bersifat subjektif, bukan fakta benar-benar. Realita subyektif itulah yang membentuk tingkah laku. Holisme merupakan organisme dalam satu kesatuan, perubahan satu mempengaruhi yang lain. Tujuan perubahan untuk mengaktualisasi, mempertahankan dan mengembangkan diri.

-                 Medan Fenomena (phenomenal field)

Keseluruhan pengalaman itu, baik yang internal maupun eksternal, disadari maupun tidak disadari  dinamakan medan fenomena. Medan fenomena adalah seluruh pengalaman pribadi seorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana persepsi subyektifya.Berapa deskripsi tentang medan fenomena;

·                Meliputi pengalaman intenal (persepsi mengenai diri sendiri)dan pengalaman eksternal (persepsi mengenai dunia luar).

·                Pengalaman yang disimbolkan (diamati dan disusun kaitan diri sendiri), disimbolkan tetapi diingkari (tidak konsisten dengan struktur dirinya ), tidak disimbolkan atau diabaikan (diamati tidak mempunyai hubungan dengan struktur  diri). Pengalaman yang disimbolkan disadari, pengalaman yang diabaikan tidak disadari

·                Semua persepsi bersifat subjektif, benar bagi dirinya sendiri

·                Medan fenomena tidak diketahui oleh orang lain kecuali melalui inferensi empatik.

-                 Self

Menurut Rogers, self adalah aspek pengalaman fenomenologis. Pengalaman fenomenologis adalah salah satu aspek dari pengalaman kita yang ada di dunia, yaitu salah satu yang memenuhi pengalaman sadar kita adalah pengalaman mengenai diri kita sendiri atau “self”. Individu mempersepsi pengalaman dan objek eksternal dan mengaitkan makna dengan hal tersebut. Inti bidang fenomenal adalah mengenali apa yang disebut oleh individu sebagai “saya” atau “aku adalah self. Rogers mengenali dua aspek yang berbeda dari self yaitu actual self dan ideal self (konsep diri yang ingin sekali dimiliki individu). Self dapat disimpulkan dari rumusan Rogers:

·                Self terbentuk melalui diferensiasi medan fenomena

·                Terbentuk melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu dan dari distorsi pengalaman

·                Bersifat integral dan konsisten

·                Pengalaman yang tidak sesuia dengan struktur self dianggap sebagai ancaman.

·                Self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologik dan belajar.

Ada tiga tingkatan simbolisasi atau kesadaran:

·                Suatu peristiwa dialami dibawah ambang kesadaran sehingga diabaikan

·                Suatu peristiwa dialami dengan kesadaran penuh, disimbolkan ke dalam struktur self

·                Suatu peristiwa dialami dalam bentuk pengaburan

b.             Dinamika Kepribadian

Rogers meyakini bahwa manusia dimotivasi oleh kecenderungan atau kebutuhan untuk mengaktualisasikan, memelihara dan meningkatkan dirinya. Kebutuhan ini bersifat bawaan sebagai kebutuhan dasar jiwa manusia, yang meliputi kebutuhan fisik dan psikis. Sedangkan kebutuhan lainnya adalah “positive regard of others” dan “self regard’. Motif aktualisasi berfungsi untuk mendorong perkembangan manusia melalui diferensiasi organ-organ fisik, perkembangan fungsi-fungsi psikis, dan pertumbuhan seksual masa remaja.

-                 Penerimaan Positif (Positive Regard)

Bayi mengembangkan konsep self dengan membedakan dan kemudian menginternalisasi pengalaman eksternal yang memuaskan aktualisasi diri bawaannya. Kesadaran memiliki konsep diri akan mengembangkan penerimaan positif : kebutuhan diri agar diterima baik, dicintai dan diakui lingkungan.

Konsep penerimaan positif tanpa syarat dari Rogers pada hakikatnya bertentangan dengan konsep super-ego dari Freud. Prinsip super –ego adalah konsensia (baik buruk) dan ego ideal (performansi terbaik) yang menghadiahi dan menerima tingkah laku yang bersyarat “baik” dan menolah serta menghukum tingkah laku yang “buruk”, sehingga disebut penerimaan positif bersyarat atau syarat kebaikan.

-                 Konsistensi dan Salingsuai Self (Self Consistency dan Congruence)

Menurut Rogers organisme berfungsi untuk memelihara konsistensi dari persepsi diri, dan kongruen (salingsuai) antara persepsi self dengan pengalaman. Individu mengembangkan sistem nilai, yang pusatnya adalah nilai dirinya. Individu mengorganisir nilai-nilai dan fungsi-fungsi dirinya untuk memelihara sistem selfnya. Dalam dunia subyektifnya, orang membedakan kenyataan dengan fiksi melalui pengecekan ke sumber-sumber informasi. Adalah salingsuai (kongruen) atau ketidaksalingsuaian (inkongruen) antara self dengan organism yang menentukan kemasakan, penyesuaian, dan kesehatan mental. Perhatian Rogers adalah bagaimana inkongruen itu berkembang dan bagaimana self dan organisme dapat dibuat semakin kongruen.

c.              Perkembangan Kepribadian

Rogers yakin adanya kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara alami mendorong proses organisme menjadi semakin kompleks, ekspansi, otonom, sosial, dan secara keseluruhan semakin aktualisasi-diri.

Secara ideal, anak mendapatkan kasih sayang dan penerimaan yang cukup pada setiap saat dari orang lain yang disebut unconditional positive regard. Anak yang dikembangkan dalam suasana yang unconditional positive regard akan mampu mengembangkan aktualisasi dirinya atau menjadi orang yang berfungsi secara penuh. Menurut Rogers perkembangan “self” selalu bersifat progres (maju) tidak statis atau selesai.

-                 Pribadi yang bersifat utuh (Fully Functioning Person)

Menurut Rogers tujuan hidup adalah mencapai aktualisasi diri, atau memiliki ciri-ciri kepribadian yang membuat kehidupan menjadi sebaik-baiknya (good life). Bersifat utuh adalah istilah yang dipakai Rogers untuk menggambarkan individu yang memakai kapasitas dan bakatnya, merealisasi potensinya, dan bergerak menuju pemahaman yang lengkap mengenai dirinya sendiri dan seluruh rentang pengalamannya. 5 ciri kepribadian orang yang berfungsi sepenuhnya,yaitu:

·                Terbuka untuk mengalami (Openess to Experience) : adalah kebalikan dari sifat bertahan

·                Hidup menjadi (Existential Living) : Kecenderungan untuk hidup sepenuhnya dan seberisi mungkin pada setiap eksistensi.

·                Keyakinan organismik (Organismic trusting) : Orang mengambil keputusan berdasarkan pengalaman organismicnya sendiri.

·                Pengalaman kebebasan (Experiental freedom) : Pengalaman hisup bebas dengan cara yang diinginkan/ dipilih sendiri, tanpa perasaan tertekan atau terhambat

·                Kretivitas (Creativity) : Merupakan kemasakan psikologik yang optimal.

-                 Perkembangan Psikopatologi

Menurut Rogers, orang meladjusmen sepertinya tidak sadar dengan perasaan yang mereka ekspresikan (yang ditangkap jelas oleh orang luar).  Hubungan akrab dianggap sebagai ancaman, dan keterlibatan dengan orang lain dihindari.

·                Tak saling suai (Incongrunce)

Siapapun memiliki pertahanan untuk menangani kecemasan ringan dan cara bertingkah laku yang dapat mengurangi kecemasan itu. Pengalaman inkongruen disimbolisasi ke dalam kesadaran, sehingga konsep diri menjadi hancur.

·                Kecemasan dan Ancaman

Rogers mendefinisikan kecemasan sebagai “keadaan ketidaknyamanan atau ketegangan yang sebabnya tidak diketahui. Ketidak kongruenan antara pengalaman dengan persepsi dirinya, kecemasan berubah menjadi ancaman.

·                Tingkah laku bertahan

Rogers mengklasifikasikan dua tingkah laku bertahan, yaki Distorsi (pengalaman diinterpretasi secara salah dalam rangka menyesuaikannya dengan aspek yang ada dalam konsep self) dan Denial (orang menolak menyadari suatu pengalaman atau menghalangi dari beberapa bagian dari pengalaman untuk disimbolisasi)

·                Disorganisasi

Tingkah laku disorganisasi adalah akibat dari ketidak kongruenan antara self dengan pengalaman.Sumber disorganisasi yakni defense yang tidak dapat di operasikan dan struktur self yang pecah.

d.             Proses

Rogers merasa bahwa proses kepribadian yang paling fundamental adalah kecenderungan untuk melihat kedepan menuju perkembangan kepribadian. Proses perbaikan kepribadian dapat diletakan dalam suatu kontinum dari sangat detensif menjadi sangat integratif, dibagi dalam tujuh tahap,yaitu:

-                 Klien tidak mau mengkomunikasikan dirinya

-                 Sikap kakunya berkurang

-                 Klien semakin bebas membicarakan dirinya sendiri, masih sebagai obyek.

-                 Klien mau berbicara tentang perasaannya secara mendalam tetapi bukan perasaannya sekarang.

-                 Klien mulai mengalami perubahan dan pertumbuhan yang penting

-                 Pertumbuhan yang dramatis

-                 Terjadi diluar suasana teraputik, klien mencapai fungsi seutuhnya

4.        Terapi Rogers

Dalam terapi Rogers, terapis cenderung bersikap suportif dan tidak bersifat mengarahkan. Selama berkecimpung di bidang konseling anak dan klinis, Rogers menyadari bahwa klienlah bukan terapis yang paling memahami letak permasalahan dan arah terapi seharusnya berlangsung. Sejalan dengan sudut pandang eksistensial, Rogers memandang orang sebagai sebuah proses – perubahan sekumpulan potensi, alih-alih sekumpulan trait yang tetap.

Terapis yang sejati dapat merasakan ketegangan dan perasaan inkongruen pada klien, merefleksikan hal tersebut kembali pada klien, dengan demikian membantu klien untuk menjadi lebih dewasa dan lebih terintegrasi dengan dirinya.

 

 

 

 

BAB III

Penutup

 

1.        Kesimpulan

Dalil utama yang tercermin dari pemikiran teori Carl Rogers, seorang psikolog humanistik adalah pendekatan eksistensial yang mana bahwa setiap orang bertanggung jawab atas kedewasaan dan hidupnya sendiri. Rogers percaya bahwa seetiap orang memiliki kecenderungan bawaan ke arah pertumbuhan dan kedewasaan. Bagi Rogers, aspek penting dari perilaku-perilaku adalah cara mereka mengatasi sesuatu yang tidak sesuai antara diri dan pengalaman dengan cara penyangkalan pada area sadar atau distorsi persepsi.

2.        Saran

Kondisi yang dihipotesiskan oleh Rogers sebagai kondisi yang penting bagi pergerakan terapeutik adalah kesesuaian atau keaslian, penghargaan positif yang tidak terkondisi, dan pemahaman empati.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.      Kepribadian Teori dan Penelitian, Edisi 10, Daniel Cervone dan Lawrence A.Pervin

2.      Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, Edisi ketiga, Howard S. Friedman, Miriam W.Schustack

3.      Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi, Alwisol

4.      Teori Kepribadian, Prof. Dr.Syamsyu Yusuf LN,M.Pd dan Prof. Dr. A. Juntika Nurihsan, M.Pd

Unknown

About Unknown

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :