PSIKOLOGI
KEPRIBADIAN
Konsep
Psikologi Kepribadian “ Carl Rogers”
BAB I
Pendahuluan
1.
Latar
Belakang
Kepribadian (personality) merupakan salah
satu kajian psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau
temuan-temuan ( hasil praktek penanganan
kasus) para ahli. Objek kajian kepribadian adalah “human behavior”, perilaku
manusia, yang pembahasannya terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimana perilaku
tersebut.
Hasil temuan dan pemikiran para ahli
ternyata beragam, sehingga melahirkan teori-teori yang beragam pula. Adanya
keragaman tersebut sangat dipengaruhi oleh aspek personal (refleksi pribadi),
kehidupan beragama, lingkungan sosial budaya, dan filsafat yang dianut teori
tersebut.
Teori humanistik berkembang sekitar tahun
1959-an sebagai teori yang menentang teori-teori psikoanalisis dan
behavioristik. Teori humanistik dianggap sebagai “third force” (kekuatan
ketiga) dalam psikologi, dan merupakan alternatif dari kedua kekuatan yang
dewasa ini dominan. Kekuatan ketiga ini disebut humanistik karena memiliki
minat yang eksklusif terhadap tingkah laku manusia.
2.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah yang dikaji dalam makalah
ini adalah bagaimana penjelasan toeri yang dikemukakan oleh Carl Rogers
mengenai Teori Fenomenologis: Teori Kepribadian Person Centered.
3.
Tujuan
Penyusunan
makalah ini bertujuan selain untuk melengkapi tugas Psikologi Kepribadian, juga
bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai Teori Fenomenologis : Teori
kepribadian Person Centered yang dikemukakan oleh Carl Rogers.
BAB
II
Pembahasan
1.
Latar
Belakang Carl Rogers
Carl Rogers lahir di Oak Park, Illionis, 8
Januari 1902. Dia anak dari pasangan Walter dan Julia. Keluarga Rogers
dipandang sebagai penganut protestan konservatif. Masa kecilnya sangat
dipengaruhi oleh tuntutan etis sehingga ia merasa sedikit menjadi anak nakal
saat ia meminum soda untuk pertama kalinya. Pada tanggal 28 Agustus dia menikah
dengan Helen Elliot dan dikaruniai dua orang anak yaitu David dan Natalie. Ia
mempelajari teori agrikultur ilmiah. Setelah lulus dari University of
Wisconsin, Rogers melanjutkan ke Union Theological Seminary untuk menjadi pastur,
tetapi lama-lama ia beralih ke bidang psikologi anak dan klinis. Yang perlu
diperhatikan adalah pikiran humanistik (dari Rogers, fromm, dan yang lainnya)
berasal dari sumber religius atau kuasa religius. Dibandingkan psikolog yang
mempelajari kepribadian dari sudut pandang biologi evolusi, kerusakan
neurologis, perilaku binatang, atau proses pengolahan informasi, psikolog
humanistik seringkali mempertimbangkan agama dan permasalahan jiwa manusia.
Rogers meninggal di San Diego pada tahun 1987, setelah operasi pinggulnya yang
patah.
2.
Hakekat
Pribadi Fenomenologis
Pendekatan fenomenologis adalah salah satu
disiplin ilmu yang menyelidiki pengalaman sadar seseorang. Salah satu pelopor
dari psikologi kontemporer yang menggunakan istilah ini adalah hasil kerja dari
filosofis abad ke-18, yaitu Kant yang membedakan antara noumenal world (objek
yang seperti terlihat dan apa adanya, independen dari pengamat) dari dunia
fenomena, yaitu pengalaman sadar. Rogers mengemukakan 19 rumusan mengenai
hakekat pribadi (self) yaitu:
a.
Organisme
berada dalam dunia pengalaman yang terus menerus berubah, dimana dia menjadi
titik pusatnya.
b.
Organisme
menanggapi dunia sesuai dengan persepsinya
c.
Organisme
mempunyai kecenderungan pokok yakni keinginan untuk
mengaktualisasikan-memelihara-meningkatkan diri.
d.
Organisme
mereaksi medan fenomena secara total dan berarah tujuan
e.
Tingkah
laku merupakan usaha yang berarah tujuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan
mengaktualisasikan-mempertahankan-memperluas diri, dalam medan fenomenanya
f.
Emosi
akan menyertai tingkah laku yang berarah tujuan
g.
Jalan
terbaik untuk memahami tingkah laku seseorang adalah dengan memakai kerangka
pandangan orang itu sendiri
h.
Sebagian
dari medan fenomenal secara berangsur mengalami diferensiasi, sebagai proses terbentuknya
self
i.
Struktur
self terbentuk sebagai hasil interaksi organisme dengan medan fenomenal
j.
Organisme
akan meredakan konflik
k.
Pengalaman
yang terjadi dengan kehidupan seseorang akan diproses oleh kesadaran
l.
Tingkah
laku konsisten dengan konsep self
m.
Tingkah
laku didorong oleh kebutuhan organis
n.
Salahsuai
psikologis akibat adanya tension
o.
Penyesuaian
psikologis ditampung dalam hubungan yang harmonis dalam konsep diri
p.
Pengalaman
yang tidak sesuai dengan struktur self dianggap ancaman
q.
Pengalaman
yang tidak sesuai dengan self akan diamati, diuji dan direvisi
r.
Menerima
orang lain sebagai individu yang berbeda
s.
Terjadinya
introjeksi atau revisi nilai semakin besar
3.
Teori
“Person Centered” Rogers
Rogers adalah salah seorang peletak dasar
dari gerakan potensi manusia, yang menekankan perkembangan pribadi melalui
latihan sensitivitas, kelompok pertemuan,dan latihan lainnya yang ditujukan
untuk membantu orang agar memiliki pribadi yang sehat. Dia membangun teorinya
berdasarkan praktik interaksi terapeutik dengan para pasiennya. Karena dia
menekankan teorinya kepada pandangan subjektif seseorang, maka teorinya
dinamakan “person-centered theory”
a.
Konsturksi
atau struktur (Aspek-aspek) Kepribadian
-
Organisme
Organisme yaitu makhluk fisik (physical
creature) dengan ssemua fungsi-fungsinya, baik fisik maupun psikis. Organisme
ini juga merupakan locus (tempat) semua pengalaman, dan pengalaman ini
merupakan persepsi seseorang tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
diri sendiri dan juga di dunia luar (external word). Realita adalah medan
persepsi yang bersifat subjektif, bukan fakta benar-benar. Realita subyektif
itulah yang membentuk tingkah laku. Holisme merupakan organisme dalam satu
kesatuan, perubahan satu mempengaruhi yang lain. Tujuan perubahan untuk
mengaktualisasi, mempertahankan dan mengembangkan diri.
-
Medan
Fenomena (phenomenal field)
Keseluruhan pengalaman itu, baik yang
internal maupun eksternal, disadari maupun tidak disadari dinamakan medan fenomena. Medan fenomena
adalah seluruh pengalaman pribadi seorang sepanjang hidupnya di dunia,
sebagaimana persepsi subyektifya.Berapa deskripsi tentang medan fenomena;
·
Meliputi
pengalaman intenal (persepsi mengenai diri sendiri)dan pengalaman eksternal
(persepsi mengenai dunia luar).
·
Pengalaman
yang disimbolkan (diamati dan disusun kaitan diri sendiri), disimbolkan tetapi
diingkari (tidak konsisten dengan struktur dirinya ), tidak disimbolkan atau
diabaikan (diamati tidak mempunyai hubungan dengan struktur diri). Pengalaman yang disimbolkan disadari, pengalaman
yang diabaikan tidak disadari
·
Semua
persepsi bersifat subjektif, benar bagi dirinya sendiri
·
Medan
fenomena tidak diketahui oleh orang lain kecuali melalui inferensi empatik.
-
Self
Menurut Rogers, self adalah aspek
pengalaman fenomenologis. Pengalaman fenomenologis adalah salah satu aspek dari
pengalaman kita yang ada di dunia, yaitu salah satu yang memenuhi pengalaman
sadar kita adalah pengalaman mengenai diri kita sendiri atau “self”. Individu
mempersepsi pengalaman dan objek eksternal dan mengaitkan makna dengan hal
tersebut. Inti bidang fenomenal adalah mengenali apa yang disebut oleh individu
sebagai “saya” atau “aku adalah self. Rogers mengenali dua aspek yang berbeda
dari self yaitu actual self dan ideal self (konsep diri yang ingin sekali dimiliki
individu). Self dapat disimpulkan dari rumusan Rogers:
·
Self
terbentuk melalui diferensiasi medan fenomena
·
Terbentuk
melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu dan dari distorsi pengalaman
·
Bersifat
integral dan konsisten
·
Pengalaman
yang tidak sesuia dengan struktur self dianggap sebagai ancaman.
·
Self
dapat berubah sebagai akibat kematangan biologik dan belajar.
Ada tiga tingkatan
simbolisasi atau kesadaran:
·
Suatu
peristiwa dialami dibawah ambang kesadaran sehingga diabaikan
·
Suatu
peristiwa dialami dengan kesadaran penuh, disimbolkan ke dalam struktur self
·
Suatu
peristiwa dialami dalam bentuk pengaburan
b.
Dinamika
Kepribadian
Rogers meyakini bahwa manusia dimotivasi
oleh kecenderungan atau kebutuhan untuk mengaktualisasikan, memelihara dan
meningkatkan dirinya. Kebutuhan ini bersifat bawaan sebagai kebutuhan dasar
jiwa manusia, yang meliputi kebutuhan fisik dan psikis. Sedangkan kebutuhan
lainnya adalah “positive regard of others” dan “self regard’. Motif aktualisasi
berfungsi untuk mendorong perkembangan manusia melalui diferensiasi organ-organ
fisik, perkembangan fungsi-fungsi psikis, dan pertumbuhan seksual masa remaja.
-
Penerimaan
Positif (Positive Regard)
Bayi mengembangkan konsep self dengan
membedakan dan kemudian menginternalisasi pengalaman eksternal yang memuaskan
aktualisasi diri bawaannya. Kesadaran memiliki konsep diri akan mengembangkan
penerimaan positif : kebutuhan diri agar diterima baik, dicintai dan diakui
lingkungan.
Konsep penerimaan positif tanpa syarat
dari Rogers pada hakikatnya bertentangan dengan konsep super-ego dari Freud.
Prinsip super –ego adalah konsensia (baik buruk) dan ego ideal (performansi
terbaik) yang menghadiahi dan menerima tingkah laku yang bersyarat “baik” dan
menolah serta menghukum tingkah laku yang “buruk”, sehingga disebut penerimaan
positif bersyarat atau syarat kebaikan.
-
Konsistensi
dan Salingsuai Self (Self Consistency dan Congruence)
Menurut Rogers organisme berfungsi untuk
memelihara konsistensi dari persepsi diri, dan kongruen (salingsuai) antara
persepsi self dengan pengalaman. Individu mengembangkan sistem nilai, yang
pusatnya adalah nilai dirinya. Individu mengorganisir nilai-nilai dan
fungsi-fungsi dirinya untuk memelihara sistem selfnya. Dalam dunia
subyektifnya, orang membedakan kenyataan dengan fiksi melalui pengecekan ke
sumber-sumber informasi. Adalah salingsuai (kongruen) atau ketidaksalingsuaian
(inkongruen) antara self dengan organism yang menentukan kemasakan,
penyesuaian, dan kesehatan mental. Perhatian Rogers adalah bagaimana inkongruen
itu berkembang dan bagaimana self dan organisme dapat dibuat semakin kongruen.
c.
Perkembangan
Kepribadian
Rogers yakin adanya kekuatan tumbuh pada
semua orang yang secara alami mendorong proses organisme menjadi semakin
kompleks, ekspansi, otonom, sosial, dan secara keseluruhan semakin
aktualisasi-diri.
Secara ideal, anak mendapatkan kasih
sayang dan penerimaan yang cukup pada setiap saat dari orang lain yang disebut
unconditional positive regard. Anak yang dikembangkan dalam suasana yang
unconditional positive regard akan mampu mengembangkan aktualisasi dirinya atau
menjadi orang yang berfungsi secara penuh. Menurut Rogers perkembangan “self”
selalu bersifat progres (maju) tidak statis atau selesai.
-
Pribadi
yang bersifat utuh (Fully Functioning Person)
Menurut Rogers tujuan hidup adalah
mencapai aktualisasi diri, atau memiliki ciri-ciri kepribadian yang membuat
kehidupan menjadi sebaik-baiknya (good life). Bersifat utuh adalah istilah yang
dipakai Rogers untuk menggambarkan individu yang memakai kapasitas dan
bakatnya, merealisasi potensinya, dan bergerak menuju pemahaman yang lengkap
mengenai dirinya sendiri dan seluruh rentang pengalamannya. 5 ciri kepribadian
orang yang berfungsi sepenuhnya,yaitu:
·
Terbuka
untuk mengalami (Openess to Experience) : adalah kebalikan dari sifat bertahan
·
Hidup
menjadi (Existential Living) : Kecenderungan untuk hidup sepenuhnya dan
seberisi mungkin pada setiap eksistensi.
·
Keyakinan
organismik (Organismic trusting) : Orang mengambil keputusan berdasarkan
pengalaman organismicnya sendiri.
·
Pengalaman
kebebasan (Experiental freedom) : Pengalaman hisup bebas dengan cara yang
diinginkan/ dipilih sendiri, tanpa perasaan tertekan atau terhambat
·
Kretivitas
(Creativity) : Merupakan kemasakan psikologik yang optimal.
-
Perkembangan
Psikopatologi
Menurut Rogers, orang meladjusmen
sepertinya tidak sadar dengan perasaan yang mereka ekspresikan (yang ditangkap
jelas oleh orang luar). Hubungan akrab
dianggap sebagai ancaman, dan keterlibatan dengan orang lain dihindari.
·
Tak
saling suai (Incongrunce)
Siapapun memiliki pertahanan untuk
menangani kecemasan ringan dan cara bertingkah laku yang dapat mengurangi
kecemasan itu. Pengalaman inkongruen disimbolisasi ke dalam kesadaran, sehingga
konsep diri menjadi hancur.
·
Kecemasan
dan Ancaman
Rogers mendefinisikan kecemasan sebagai
“keadaan ketidaknyamanan atau ketegangan yang sebabnya tidak diketahui. Ketidak
kongruenan antara pengalaman dengan persepsi dirinya, kecemasan berubah menjadi
ancaman.
·
Tingkah
laku bertahan
Rogers mengklasifikasikan dua tingkah laku
bertahan, yaki Distorsi (pengalaman diinterpretasi secara salah dalam rangka
menyesuaikannya dengan aspek yang ada dalam konsep self) dan Denial (orang
menolak menyadari suatu pengalaman atau menghalangi dari beberapa bagian dari
pengalaman untuk disimbolisasi)
·
Disorganisasi
Tingkah laku disorganisasi adalah akibat
dari ketidak kongruenan antara self dengan pengalaman.Sumber disorganisasi
yakni defense yang tidak dapat di operasikan dan struktur self yang pecah.
d.
Proses
Rogers merasa bahwa proses kepribadian
yang paling fundamental adalah kecenderungan untuk melihat kedepan menuju
perkembangan kepribadian. Proses perbaikan kepribadian dapat diletakan dalam
suatu kontinum dari sangat detensif menjadi sangat integratif, dibagi dalam
tujuh tahap,yaitu:
-
Klien
tidak mau mengkomunikasikan dirinya
-
Sikap
kakunya berkurang
-
Klien
semakin bebas membicarakan dirinya sendiri, masih sebagai obyek.
-
Klien
mau berbicara tentang perasaannya secara mendalam tetapi bukan perasaannya sekarang.
-
Klien
mulai mengalami perubahan dan pertumbuhan yang penting
-
Pertumbuhan
yang dramatis
-
Terjadi
diluar suasana teraputik, klien mencapai fungsi seutuhnya
4.
Terapi
Rogers
Dalam terapi Rogers, terapis cenderung
bersikap suportif dan tidak bersifat mengarahkan. Selama berkecimpung di bidang
konseling anak dan klinis, Rogers menyadari bahwa klienlah bukan terapis yang
paling memahami letak permasalahan dan arah terapi seharusnya berlangsung.
Sejalan dengan sudut pandang eksistensial, Rogers memandang orang sebagai
sebuah proses – perubahan sekumpulan potensi, alih-alih sekumpulan trait yang
tetap.
Terapis yang sejati dapat merasakan
ketegangan dan perasaan inkongruen pada klien, merefleksikan hal tersebut
kembali pada klien, dengan demikian membantu klien untuk menjadi lebih dewasa
dan lebih terintegrasi dengan dirinya.
BAB
III
Penutup
1.
Kesimpulan
Dalil utama yang tercermin dari pemikiran
teori Carl Rogers, seorang psikolog humanistik adalah pendekatan eksistensial
yang mana bahwa setiap orang bertanggung jawab atas kedewasaan dan hidupnya
sendiri. Rogers percaya bahwa seetiap orang memiliki kecenderungan bawaan ke
arah pertumbuhan dan kedewasaan. Bagi Rogers, aspek penting dari
perilaku-perilaku adalah cara mereka mengatasi sesuatu yang tidak sesuai antara
diri dan pengalaman dengan cara penyangkalan pada area sadar atau distorsi
persepsi.
2.
Saran
Kondisi yang dihipotesiskan oleh Rogers
sebagai kondisi yang penting bagi pergerakan terapeutik adalah kesesuaian atau
keaslian, penghargaan positif yang tidak terkondisi, dan pemahaman empati.
Daftar
Pustaka
1. Kepribadian Teori dan Penelitian, Edisi
10, Daniel Cervone dan Lawrence A.Pervin
2. Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern,
Edisi ketiga, Howard S. Friedman, Miriam W.Schustack
3. Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi,
Alwisol
4.
Teori
Kepribadian, Prof. Dr.Syamsyu Yusuf LN,M.Pd dan Prof. Dr. A. Juntika Nurihsan,
M.Pd