Thursday, September 17, 2020

Unknown

ANALISIS KESEHATAN MENTAL

 

 

ANALISIS KESEHATAN MENTAL


HASIL WAWANKCARA

DAN OBSERVASI DENGAN SUB

 

 

 

 

 

   

 

BAB I

IDENTITAS SUBYEK

 

Nama           : Suminah

Usia             : 80 tahun

Pekerjaan     : Pedagang telur pindang dan telur ayam kampung

                     Di Jl. MT Haryono, -

Agama         : Islam

Alamat         : -

 

BAB II

PERMASALAHAN

 

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada tanggal 28 Juni 2013, di Jl. MT. Haryono Purwokerto, subyek pada kasus ini memiliki permasalahan ekonomi sehingga, sampai pada usia lanjut subyek harus memenuhi kebutuhan hidupnya.

Suminah (80) memiliki 5 (lima) orang anak yang 4 (empat) diantaranya merantau di luar Pulau Jawa. Dia mengakui bahwa anaknya memiliki pekerjaan yang tidak tetap. Sehingga, dapat dikatakan bahwa penghasilannya pun tidak tentu. Walaupun ia mengakui bahwa ia mendapat kiriman dari anaknya, namun ia tidak bergantung pada penghasilan anaknya yang juga digunakan untuk mencukupi kehidupan mereka sendiri.

Berdagang telur pindang dan telur ayam kampung sudah Ibu Suminah tekuni sejak ia masih muda. Sehingga pekerjaan semacam ini sudah tidak menjadi beban. Penghasilan yang didapat dari keuntungannya berdagang sekitar 200.000/bulan. Kemudian ia gunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Termasuk transportasi dengan becak untuk berangkat dan pulang dari tempat dagangnya di kawasan Jl. MT. Haryono, -

Saat ini, ia tinggal bersama anak pertamanya yang kadang membantunya bekerja. Dua dari ke-empat anaknya yang merantau berhasil menempuh pendidikan sampai pada Diploma III. Hal itu merupakan jerih payah Suminah yang terus berusaha mencukupi kebutuhan baik kebutuhan fisiologis, intelektual ddan berusaha mencukupi kebutuhan lain. Walaupun sampai saat ini mereka masih bekerja sebagai pekerja kontrak.

Keinginan untuk terus berdagang muncul karena ia terbiasa mandiri dan berdagang sudah menjadi aktivitas sehari-hari. “Daripada sehat dan tidak melakukan apapun, mba! Lebih baik ya begini karena sudah dari muda saya dagang” katanya.

Walaupun kadang tidak laku, nenek yang mengaku memiliki 8 (delapan) cucu ini tidak mengeluh. “Yang namanya dagang, kalau tidak untung ya tidak dapat apa-apa”.

Kemudian, pada akhir dialog, saya menyimpulkan bahwa permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh Ibu Suminah karena anak-anaknya tidak memiliki pekerjaan tidak tetap/kontrak dan ia  yang kini berusia lanjut tidak membuatnya berpikir negatif dan tergantung pada penghasilan anaknya.

Ibu Suminah berusaha untuk mandiri dan mencukupinya selagi mampu. “Alhamdulillah saya masih sehat. Jadi ada sangu buat cucu!” katanya, membuat saya menyimpulkan hal demikian.

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PEMBAHASAN

 

Hasil wawancara dan observasi menunjukkan masalah yang dihadapi Ibu Suminah (80) adalah kesulitan ekonomi. Artinya, walaupun anak-anaknya memiliki penghasilan, ia harus tetap mandiri untuk mencukupi kebutuhannya sendiri dengan uang ± Rp 200.000/bulan karena jika ia tergantung pada anaknya ia hanya akan menunggu dan menghabiskan waktu dengan tidak melakukan apapun.

Di usia yang sudah lanjut, ia mencoba tetap berpikir positif tentang dirinya, mandiri dan memaknai kehidupannya. Berdagang baginya sudah menjadi hal yang biasa, apapun hasilnya, untung atau tidak mendapatkan apapun.

Teori yang digunakan untuk menganalisis kesehatan mental yang sesuai adalah teori humanistik perspektif Carl Rogers, mewakili karakter Ibu Suminah; mandiri, realistis, menjalani hidup dengan pengalaman pahit atau menyenangkan dan tetap percaya bahwa ia mampu melakukan sesuatu yang berarti pada usia yang semakin senja.

Karakter tersebut agaknya sesuai dengan pandangan Carl Rogers (1959) yang mengidentifikasi lima ciri manusia yang telah mengembangkan fungsinya dengan sempurna (fully functioning person).

Pertama, adalah terbuka terhadap pengalaman. Artinya, dia bisa menerima dan menjalani hidup dengan segala sesuatu yang dialaminya, baik pengalaman baik atau buruk sekalipun. Ini sangat erat kaitannya dengan ciri yang kedua yaitu cara hidup yang menghargai keberadaan dirinya di dunia (exitensial lliving). Atinya, ia ditakdirkan untuk mampu hidup dan sepenuhnya menghargai masa kini, tidak menengok ke belakang atau memandang masa depan terlalu jauh. Ciri ketiga adalah percaya pada diri sendiri. Ia masih memiliki keyakinan positif untuk melakukan hal-hal yang mengembangkan dirinya, bersifat mandiri dalam menentukan keputusan-keputusannya. Ciri keempat adalah kebebasan mencari pengalaman (experiental freedom) artinya bahwa ia bebas dari pengaruh masa lalu. Terakhir, Rogers mengidentifikasi manusia yang telah mengembangkan fungsinya dengan sempurna sebagai orang yang memiliki kreativitas, yaitu kemapuan untuk menyesuaikan dri dengan perubahan dan mencari pegalaman-pengalaman baru.[1]

Seseorang memiliki mental yang sehat apabila antara struktur diri (self) kongruen dengan pengalamannya. Artinya, seseorang mampu menerima dirinya dan pengalamannya berjalan selaras. Realita yang dihadapi oleh Ibu Suminah mampu membuatnya tetap mandiri, walaupun di usia yang lanjut ia merasa bahagia dengan apa yang ia lakukan dan masih ingin bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya.  Selain itu, pandangan humanistik Rogers menerangkan bahwa organisme mempunyai satu motif dasar yaitu mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan diri.[2] Dan Ibu Suminah masih mencoba menjadi berarti, mempertahankan apa yang ia rasa pantas lakukan dan tetap mengembangkan diri tanpa menganggap dirinya tidak bisa melakukan apa-apa dan tergantung pada anaknya.

Penghargaan positif tanpa syarat (unconditional positive regard) yang ia berikan kepada anaknya dengan cara tidak mengharapkan apapun dan bekerja sendiri mencerminkan ia juga mendapatkan hal yang sama selama hidupnya. Karena adanya penghargaan positif tak bersyarat yang ia terima dari orang lain, ia mampu memberikan penghargaan yang sama terutama bagi anak-anaknya.

Perspektif Humanistik menjelaskan bahwa pribadi yang berfungsi sepenuhnya dalah peribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat dan mampu memberikannya juga kepada orang lain.

 

 

KESIMPULAN

 

Pandangan Humanistik Carl Rogers menjadi perspektif kesehatan mental yang mencerminkan karakter subyek, yakni Ibu Suminah yang berusia 80 (delapan puluh tahun) tetapi masih mampu bahagia, dengan berpikir positif dengan apa yang dia lakukan, bersifat mandiri dengan berdagang untuk mencari penghasilan sendiri.

Teori Humanistik tersebut menjelaskan banyak sekali hal yang berkaitan dengan kesehatan mental. Yakni, bagaimana individu mampu disebut sebagai pribadi yang berfungsi penuh saat ia bersifat realistis, memiliki eksistensi dan terus melakukan hal yang bermanfaat untuk menghargai keberadaannya di dunia. Ia tidak menengok kebelakang dengan “menagih” kembali apa yang sudah diberikan kepada anaknya, namun ia berusaha mencukupi apa yang menjadi kebutuhannya dengan usahanya sendiri. Ibu Suminah masih memiliki kepercayaan diri untuk terus berusaha berdagang, menjual dagangan yang dijajakan dari pagi pukul 07.00 WIB s.d 15.00 WIB sendiri, merupakan keputusan yang tepat baginya. Ia berusaha lepas dari bayangan masa lalu dan bahagia dengan keadaanya sekarang. Dan ia menerima pengalaman-pengalaman baru di masa tuanya dengan memiliki beberapa pelanggan yang setia membeli dagangannya.

Orang yang sehat mental bukan orang yang sempurna, tetapi adalah orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya, menunjukkan eksistensinya dan menghadapi realita dengan pikiran positif, terus optimis dan merasa bahagia dengan apa yang ia miliki tanpa melihat masa lalu. Dan menurut padangan humanistik, adalah manusia dewasa atau manusia yang telah mengembangkan fungsinya dengan sempurna (fully-functioning person).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

1.   HASIL WAWANCARA DENGAN SUBYEK

2.   DOKUMENTASI WAWANCARA DENGAN SUBYEK

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DOKUMENTASI

WAWANCARA DENGAN SUBYEK

 

 

 

 



[1] Jarvis, Matt. 2009. Teori-Teori Psikologi : Pendekatang Modern untuk Memahami Perilaku, Perasaan & Pikiran Manusia. Bandung : Nusa Media

[2] Malik, Imam. 2012. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Teras

Unknown

About Unknown

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :