REVIEW JURNAL
KESEHATAN MENTAL
Nama Jurnal |
: |
Jurnal Psikologi “Proyeksi” Volume 6, Nomor 1 |
Edisi |
: |
April 2011 |
ISSN |
: |
1907-8455 |
Judul |
: |
“Hubungan antara Body Dissatisfaction dan Interaksi Sosial dengan Kepercayaan diri
Remaja Putri” “The
Relationship among Body Dissatisfaction, Social Interaction dan Girl’s Self
Confidence” |
Penulis |
: |
Vi’aamul Izza Iranita
Hervi Mahardayani |
Asal Penulis |
: |
Fakultas
Psikologi Universitas Muria Kudus |
Abstrak |
||
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik
hubungan antara body dissatisfaction
dan interaksi sosial dengan kerpercayaan diri remaja putri. Subyek dalam
penelitian ini adalah siswi kelas XI IPS MA NU Banat Kudus dengan jumlah
subyek 78 siswi. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan studi populasi.
Alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data adalah skala kepercayaan diri,
skala body dissatisfaction dan
skala interaksi sosial. Hasil analisis data dengan menggunakan Analisis
Regresi dimana penghitungan menggunakan komputer dengan program SPSS 15,0 for
windows. Diperoleh hasil koefisien korelasi dari ketiganya rxy
sebesar 0,652 dengan p sebesar 0,000 (p<0,01) ini berarti ada hubungan
yang sangat signifikan antara body dissatisfaction dan iteraksi sosial dengan
kepercayaan diri sebesar 42,6%. Kata kunci : Kepercayaan Diri, Body Dissatisfaction, Interaksi
Sosial dan Remaja Putri. |
||
Analisis Jurnal dari
Perspektif Kesehatan Mental |
||
Jurnal ini membahas keterkaitan antara body disssatisfaction dan interaksi
sosial dengan kerpercayaan diri kepercayaan diri remaja putri. Hal ini merupakan hal yang
berkaitan dengan kesehatan mental, karena rasa percaya diri akan mendorong
individu untuk mampu memahami potensi yang dimiliki sehingga mampu beraktualisasi
dengan baik. Percaya diri merupakan sikap positif
individu yang mampu mengembangkan nilai positif terhadap dirinya sendiri
maupun lingkungan yang dihadapinya pada saat terjadi interaksi sosial.
Biasanya orang yang percaya diri tidak banyak mengeluh dan bersifat optimis.
Optimisme dan pikiran positif tersebut akan mendorong seseorang merasakan
kebahagiaan karena tidak memberikan ruang kepada pikiran-pikiran negatif.
Artinya, percaya diri merupakan elemen penting untuk membangun mental yang
sehat dengan harapan individu mampu mengaktualisasikan dirinya di
tengah-tengah masyarakat dengan
menunjukkan potensi dan kemampuan yang ia miliki. Namun, untuk usia belasan tahun pada fase
remaja yang ditandai dengan perannya sebagai periode peralihan dan perubahan,
sering terjadi krisis percaya diri, krisis identitas karena pada usia ini
remaja masih dalam tahap pencarian identitas dirinya, mudah terpengaruh yang
dapat menimbulkan hilangnya percaya diri. Keadaan fisik merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap kepercayaan diri seseorang. Sedangkan pada fase remaja
yang banyak terjadi perubahan kadang menyebabkan banyak remaja begitu
tertarik dengan selalu memperhatikan dengan detail setiap bagian yang
berkaitan dengan penampilan fisiknya. Itu artinya, penampilan fisik yang
tidak bisa terlepas dari bentuk tubuh juga berpengaruh pada kepercayaan diri
seseorang. Body dissatisfaction
merupakan pandangan negatif individu terhadap tubuhnya. Seringkali terjadi
karena bentuk tubuh yang dimiliki tidak sesuai dengan apa yang diinginkan
(ideal) karena pengaruh pesatnya perkembangan pada fase remaja. Akibatnya,
ketidakpuasan terhadap bentuk dan ukuran tubuh memicu adanya pandangan
negatif yang mengarah pada gangguan kesehatan mental. Rasa malu,
membanding-bandingkan dengan bentuk tubuh orang lain yang dianggap lebih
ideal, terlalu protective dengan penampilan sehingga mengabaikan hal-hal lain
yang seharusnya bisa dioptimalkan, menutupi atau menyamarkan bentuk tubuh
dari keadaan sebenarnya (berkamuflase) sampai akhirnya lebih memilih
menghindari aktivitas sosial dan kontak fisik dengan orang lain yang justru
menghambat aktualisasi diri di tengah masyarakat. Karena adanya keterkaitan tersebut, banyak
remaja putri menganggap penampilan sangat penting diatas hal lainnya karena merupakan
salah satu faktor yang membentuk kerpercayaan diri seseorang, sehingga,
ketika ada ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh mereka seakan merasa sangat
terpuruk dan menghancurkan rasa percaya diri mereka. Dari sudut kesehatan
mental, rasa tidak percaya diri akan menimbulkan pada rasa penderitaan yang
berkelanjutan karena selalu berpikiran negatif pada diri sendiri dan orang
lain, merasa rendah dan tidak bisa mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki,
akan menimbulkan sifat iri karena selalu membandingkan dengan orang lain dan
berakibat pada gejala-gejala ketidaksehatan mental yang semakin fatal. Padahal ketidaksehatan mental akan
menghambat potensi, bakat yang seharusnya bisa dikembangkan dengan optimal
agar individu mampu melakukan kehidupan-kehidupan sesuai dengan tuntutan
individu itu sendiri maupun lingkungan masyarakat. Selain menghambat potensi
individu, mental yang tidak sehat akan menghambat proses penyesuaian diri di
tengah masyarakat yang menuntut kemampuan atau kompetensi seseorang. Rasa
tidak percaya diri membuat orang lain juga meragukan apa kemampuan yang
dimiliki oleh individu karena tidak bisa mengoptimalkan kemampuan dengan
baik. Keterkaitan antara rasa percaya diri dengan
penampilan fisik (remaja putri) dalam sebuah interaksi sosial memang
merupakan hal yang tidak bisa di tolak. Faktanya, saat ini banyak sekali
treatment-treatment kecantikan, produk perawatan tubuh, berbagai macam alat dan obat-obatan pelangsing badan
hingga operasi plastik yang dianggap mampu meningkatkan rasa percaya diri
lewat tampilan fisik yang menarik. Interaksi disini memberikan dampak yang
cukup besar, berkaitan dengan konsep diri dan bagaimana orang-orang di
lingkungan sekitar seperti keluarga dan teman sepermainan yang bisa menerima
apapun keadaan fisik mereka, sehingga individu mampu menyesuaikan diri dengan
dirinya sendiri dan lingkungannya, fungsi-fungsi jiwa berjalan harmonis,
sanggup mengatasi kesulitan-kesulitan, serta sanggup mengaktualisasikan
dirinya untuk mencapai kebahagiaan. |
||
Kesimpulan dan Saran |
||
Kesimpulan |
: |
Berdasarkan
hasil analisis data yang telah dilakukan terhadap hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara body dissatisfaction dan interaksi
sosial dengan kepercayaan diri remaja putri. Kepercayaan
diri yang merupakan elemen penting dalam kesehatan mental pada remaja putri
sangat berpengaruh pada bagaimana remaja tersebut mampu melakukan interaksi
dengan baik dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki sehingga dapat dikatakan
individu yang sehat secara mental. |
Saran |
: |
Bertolak pada hasil
analisis penelitian yang telah diuraikan di atas, ada beberapa saran sebagai
berikut : 1. Bagi remaja yang memiliki kepercayaan
diri yang rendah dapat meningkatkan kepercayaan diri dengan cara sering
berkumpul bersama dengan teman-teman dan bangga dengan keadaan dirinya; 2. Menyadari kelebihan dan potensi, untuk
kemudian dikembangkan dan dioptimalkan; 3. Senantiasa bersyukur dan berpikir
positif. Dengan saran
tersebut diharapkan remaja putri atau individu yang lain mampu menjadi
individu yang sehat secara mental dan mampu mengaktualisasikan dirinya di
tengah-tengah masyarakat. |