Thursday, September 17, 2020

Unknown

REVIEW JURNAL KESEHATAN MENTAL

 

REVIEW JURNAL KESEHATAN MENTAL

 

 

Nama Jurnal

:

Jurnal Psikologi “Proyeksi”

Volume 6, Nomor 1

Edisi

:

April 2011

ISSN

:

1907-8455

Judul

:

“Hubungan antara Body Dissatisfaction dan Interaksi Sosial dengan Kepercayaan diri Remaja Putri”

“The Relationship among Body Dissatisfaction, Social Interaction dan Girl’s Self Confidence”

Penulis

:

Vi’aamul Izza

Iranita Hervi Mahardayani

Asal Penulis

:

Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus

Abstrak

 

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik hubungan antara body dissatisfaction dan interaksi sosial dengan kerpercayaan diri remaja putri. Subyek dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI IPS MA NU Banat Kudus dengan jumlah subyek 78 siswi. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan studi populasi. Alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data adalah skala kepercayaan diri, skala body dissatisfaction dan skala interaksi sosial. Hasil analisis data dengan menggunakan Analisis Regresi dimana penghitungan menggunakan komputer dengan program SPSS 15,0 for windows. Diperoleh hasil koefisien korelasi dari ketiganya rxy sebesar 0,652 dengan p sebesar 0,000 (p<0,01) ini berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara body dissatisfaction dan iteraksi sosial dengan kepercayaan diri sebesar 42,6%.

 

Kata kunci : Kepercayaan Diri, Body Dissatisfaction, Interaksi Sosial dan Remaja Putri.

 

Analisis Jurnal dari Perspektif Kesehatan Mental

 

Jurnal ini membahas keterkaitan antara body disssatisfaction dan interaksi sosial dengan kerpercayaan diri kepercayaan diri  remaja putri. Hal ini merupakan hal yang berkaitan dengan kesehatan mental, karena rasa percaya diri akan mendorong individu untuk mampu memahami potensi yang dimiliki sehingga mampu beraktualisasi dengan baik.

Percaya diri merupakan sikap positif individu yang mampu mengembangkan nilai positif terhadap dirinya sendiri maupun lingkungan yang dihadapinya pada saat terjadi interaksi sosial. Biasanya orang yang percaya diri tidak banyak mengeluh dan bersifat optimis. Optimisme dan pikiran positif tersebut akan mendorong seseorang merasakan kebahagiaan karena tidak memberikan ruang kepada pikiran-pikiran negatif. Artinya, percaya diri merupakan elemen penting untuk membangun mental yang sehat dengan harapan individu mampu mengaktualisasikan dirinya di tengah-tengah masyarakat dengan  menunjukkan potensi dan kemampuan yang ia miliki.

Namun, untuk usia belasan tahun pada fase remaja yang ditandai dengan perannya sebagai periode peralihan dan perubahan, sering terjadi krisis percaya diri, krisis identitas karena pada usia ini remaja masih dalam tahap pencarian identitas dirinya, mudah terpengaruh yang dapat menimbulkan hilangnya percaya diri.

Keadaan fisik merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kepercayaan diri seseorang. Sedangkan pada fase remaja yang banyak terjadi perubahan kadang menyebabkan banyak remaja begitu tertarik dengan selalu memperhatikan dengan detail setiap bagian yang berkaitan dengan penampilan fisiknya. Itu artinya, penampilan fisik yang tidak bisa terlepas dari bentuk tubuh juga berpengaruh pada kepercayaan diri seseorang.

Body dissatisfaction merupakan pandangan negatif individu terhadap tubuhnya. Seringkali terjadi karena bentuk tubuh yang dimiliki tidak sesuai dengan apa yang diinginkan (ideal) karena pengaruh pesatnya perkembangan pada fase remaja. Akibatnya, ketidakpuasan terhadap bentuk dan ukuran tubuh memicu adanya pandangan negatif yang mengarah pada gangguan kesehatan mental. Rasa malu, membanding-bandingkan dengan bentuk tubuh orang lain yang dianggap lebih ideal, terlalu protective dengan penampilan sehingga mengabaikan hal-hal lain yang seharusnya bisa dioptimalkan, menutupi atau menyamarkan bentuk tubuh dari keadaan sebenarnya (berkamuflase) sampai akhirnya lebih memilih menghindari aktivitas sosial dan kontak fisik dengan orang lain yang justru menghambat aktualisasi diri di tengah masyarakat.

 Karena adanya keterkaitan tersebut, banyak remaja putri menganggap penampilan sangat penting diatas hal lainnya karena merupakan salah satu faktor yang membentuk kerpercayaan diri seseorang, sehingga, ketika ada ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh mereka seakan merasa sangat terpuruk dan menghancurkan rasa percaya diri mereka. Dari sudut kesehatan mental, rasa tidak percaya diri akan menimbulkan pada rasa penderitaan yang berkelanjutan karena selalu berpikiran negatif pada diri sendiri dan orang lain, merasa rendah dan tidak bisa mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki, akan menimbulkan sifat iri karena selalu membandingkan dengan orang lain dan berakibat pada gejala-gejala ketidaksehatan mental yang semakin fatal.

Padahal ketidaksehatan mental akan menghambat potensi, bakat yang seharusnya bisa dikembangkan dengan optimal agar individu mampu melakukan kehidupan-kehidupan sesuai dengan tuntutan individu itu sendiri maupun lingkungan masyarakat. Selain menghambat potensi individu, mental yang tidak sehat akan menghambat proses penyesuaian diri di tengah masyarakat yang menuntut kemampuan atau kompetensi seseorang. Rasa tidak percaya diri membuat orang lain juga meragukan apa kemampuan yang dimiliki oleh individu karena tidak bisa mengoptimalkan kemampuan dengan baik.

Keterkaitan antara rasa percaya diri dengan penampilan fisik (remaja putri) dalam sebuah interaksi sosial memang merupakan hal yang tidak bisa di tolak. Faktanya, saat ini banyak sekali treatment-treatment kecantikan, produk perawatan tubuh, berbagai  macam alat dan obat-obatan pelangsing badan hingga operasi plastik yang dianggap mampu meningkatkan rasa percaya diri lewat tampilan fisik yang menarik. Interaksi disini memberikan dampak yang cukup besar, berkaitan dengan konsep diri dan bagaimana orang-orang di lingkungan sekitar seperti keluarga dan teman sepermainan yang bisa menerima apapun keadaan fisik mereka, sehingga individu mampu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan lingkungannya, fungsi-fungsi jiwa berjalan harmonis, sanggup mengatasi kesulitan-kesulitan, serta sanggup mengaktualisasikan dirinya untuk mencapai kebahagiaan.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

:

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan terhadap hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara body dissatisfaction dan interaksi sosial dengan kepercayaan diri remaja putri.

 

Kepercayaan diri yang merupakan elemen penting dalam kesehatan mental pada remaja putri sangat berpengaruh pada bagaimana remaja tersebut mampu melakukan interaksi dengan baik dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki sehingga dapat dikatakan individu yang sehat secara mental.

Saran

:

Bertolak pada hasil analisis penelitian yang telah diuraikan di atas, ada beberapa saran sebagai berikut :

1.    Bagi remaja yang memiliki kepercayaan diri yang rendah dapat meningkatkan kepercayaan diri dengan cara sering berkumpul bersama dengan teman-teman dan bangga dengan keadaan dirinya;

2.    Menyadari kelebihan dan potensi, untuk kemudian dikembangkan dan dioptimalkan;

3.    Senantiasa bersyukur dan berpikir positif.

Dengan saran tersebut diharapkan remaja putri atau individu yang lain mampu menjadi individu yang sehat secara mental dan mampu mengaktualisasikan dirinya di tengah-tengah masyarakat.

 

Unknown

About Unknown

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :